Rabu, 31 Desember 2008

UPAYA KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI HABITATNYA


Oleh: Waldemar Hasiholan


PENDAHULUAN


Populasi Harimau sumatera di habitatnya belum diketahui secara menyeluruh, namun dapat dipastikan bahwa populasinya saat ini sudah dalam kondisi sangat kritis. Tahun 1995 diperkirakan bahwa populasi harimau sumatera berkisar antara 500-600 ekor saja dan itupun hidup tersebar dalam populasi-populasi kecil di Kawasan Konservasi dan di Luar Kawasan Konservasi. Sementara itu Direktorat Jederal PHKA memeperkirakan setiap tahunnya 30 ekor harimau sumatera mati akibat perburuan. Kondisi seperti ini apabila tidak ditangani secara serius dapat dipastikan bahwa populasi harimau sumatera di alam akan menurun secara cepat dan selanjutnya akan mengalami kepunahan seperti harimau bali, kaspia dan harimau jawa.

Menurunya populasi harimau sumatera di alam disebabkan oleh banyak factor yang saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan. Factor-faktor penyebab tersebut diantaranya, adalah:
1) Menurunnya kwalitas dan kwantitas habitat harimau akibat konversi hutan, eksploitasi hutan, penebangan liar, perambahan hutan, kebakaran hutan dan lain-lain 2) Fragmentasi Habitat akibat perencanaan tataguna lahan dan penggunaan lahan hutan kurang memperhatikan aspek-aspek konservasi satwa liar khususnya harimau
3) Kematian harimau sumatera secara langsung untuk kepentingan ekonomi, estetika, hobby dan mempertahankan diri karena terjadinya konflik antara harimau dengan masyarakat
4) Penangkapan dan pemindahan harimau sumatera dari habitat alam ke lembaga konservasi eksitu karena adanya konflik
5) Menurunya populasi satwa mangsa harimau karena berpindah tempat maupun diburu oleh masyarakat.
6) Selain itu rendahnya penegakan hukum dan rendahnya unsur-unsur management pengelola konservasi harimau sumatera dan kesadaran masyarakat dalam konservasi alam telah mempercepat penurunan populasi harimau sumatera di alam.

Dilihat dari segi kwantitas dan kwalitas habitatnya di Pulau Sumatera daya dukung habitat terhadap populasi harimau sumatera menunjukan penurunan yang sangat drastis. Dalam Tahun 1997 Daya Dukung Habitat Alami diperkirakan mencapai 2.905 ekor sedangkan pada Tahun 2004 diperkirakan hanya 2.787 ekor saja.

Keadaan ini secara langsung maupun tidak langsung telah berpengaruh besar terhadap penurunan populasi harimau sumatera di Alam. Demikian pula kegiatan perburuan liar dan penanganan konflik yang dilakukan dengan cara membunuh dan memindahkan harimau dari habitat alaminya telah menyebabkan penurunan populasi harimau yang sangat besar.
Apapila kondisi dan permasalahan seperti ini terus berlangsung tanpa ada upaya penanganan yang komprehensip maka diperkirakan keberadaan harimau sumatera di habitat alaminya dalam waktu dekat akan punah. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kepunahan harimau sumatera diperlukan tindakan yang dapat mengatasi permasalahan dan factor-faktor penyebab kepunahan harimau sumatera secara komprehensip, terintegrasi dan berkesinambungan.


KEADAAN POPULASI DAN HABITAT

Keadaan Populasi
Secara menyeluruh populasi harimau di Pulau Sumatera belum pernah dilakukan penghitungan, akan tetapi di beberapa lokasi telah dilakukan inventarisasi dan sensus jumlah individu harimau sumatera. Dari hasil kegiatan inventarisasi dan monitoring atas populasi menggunakan metoda transek dan kamera trapp sampai dengan Tahun 2005 diperoleh informasi populasi harimau sebagai berikut:

a.Di TN Way Kambas, populasi harimau diperkirakan 40 – 45 ekor
b.Di TN Bukit Tigapuluh, populasi harimau diperkirakan 20 – 26 ekor
c.Di TN Bukit Barisan Selatan, populasi harimau diperkirakan 26 – 31 ekor
d.Di TN Kerinci Seblat, populasi harimau diperkirakan 40 – 50 ekor
e.Di Kawasan Hutan Senepis, populasi harimau diperkirakan 15 – 19 ekor

Dibeberapa lokasi seperti di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Kawasan Konservasi Harimau Senepis masih diketemukan induk harimau yang melahirkan anak 2 sampai 3 ekor. Bahkan di Taman Nasional Way Kambas tercatat 3 generasi individu yang masih hidup dengan baik. Adapun demikian ada juga di beberapa lokasi yang ditemukan harimau sumatera yang mati akibat perlakuan manusia, seperti: di Sumatera Barat pada Bulan Oktober 2005 diketahui 4 ekor harimau diracun karena memangsa ternak, di Riau 3 ekor harimau mati dijerat karena konflik dengan manusia, di Bengkulu 3 ekor harimau mati dijerat karena konflik dan lain-lain. Diperkirakan pada Tahun 2005 tidak kurang dari 18 ekor harimau konflik mati dibunuh oleh masyarakat, jumlah tersebut belum termasuk jumlah harimau sumatera yang diburu secara illegal.

Keadaan Habitat
Harimau sumatera dapat hidup pada ketinggian 0 – 3000 meter dari permukaan laut, namun lebih banyak di jumpai di Dataran Rendah. Di Taman Nasional Way Kambas yang merupakan perwakilan hutan Hujan Dataran Rendah dalam 10.000 ha dapat dijumpai 3-4 ekor harimau sumatera. Sedangkan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang berupa perbukitan dalam 10.000 ha 1-2 ekor.

Pada mulanya hampir seluruh bagian Pulau Sumatera adalah habitat harimau, akan tetapi dalam perkembangannya habitat tersebut terus berkurang sejalan dengan berkurangnya tutupan lahan. Untuk mengetahui berukurangnya luas habitat harimau sumatera digunakan analisis Tutupan Hutan Pulau Sumatera yang didasarkan pada data hasil penafsiran Citra Landsat Tahun 1950 sampai dengan Tahun 2004.

Hilangnya tutupan hutan di beberapa tempat di Pulau Sumatera diakibatkan oleh konversi hutan untuk kepentingan Perkebunan Sawit, Pembangunan Hutan Tanaman Industri Pulp dan Pembukaan Hutan untuk kepentingan lain. Kondisi tersebut juga menyebabkan fragmentasi habitat dalam bentuk blok-blok hutan.

Daya Dukung habitat merupakan ukuran populasi yang sangat penting dalam menentukan kelestarian populasi dalam jangka panjang. Oleh karenan itu dalam pengelolaan satwa liar daya dukung habitat menjadi suatu persaratan untuk di ketahui secara awal. Berdasarka analisis pada Peta Citra Landsat Daya dukung habitat harimau di Pulau Sumatera pada Tahun 1997 diperkirakan mencapai 2.907 ekor sedangkan pada Tahun 2004 menurun menjadi 2.787 ekor.


Populasi dan Daya Dukung Habitat
Berdasarkan pada sifat populasi dan daya dukung habitatnya, habitat harimau sumatera di Pulau Sumatrera dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Blok hutan dengan daya dukung habitat lebih besar dari 100 individu harimau disebut sebagai Populasi Sehat dan Independent.
2. Blok hutan dengan daya dukung habitat 50 - 100 individu harimau disebut sebagai Populasi Sehat Dengan Pengelolaan.
3. Blok hutan dengan daya dukung habitat 25 - 50 individu disebut sebagai Populasi Yang Berpotensi Sehat Dengan Pengelolaan Intensip.
4. Blok hutan dengan daya dukung habitat 12 – 25 individu disebut sebagai Populasi Yang Dapat Berpotensi Sehat Dengan Pengelolaan dan Perlakuan Sangat Imtensip.
5. Blok hutan dengan daya dukung habitat 0 – 12 individu disebut sebagai Populasi Pencilan cenderung punah sehingga perlu perlakuan khusus.

PERMASALAHAN

Permasalahan Populasi
Belum terukurnya populasi harimau sumatera di habitat alamnya dan masih terbatasnya indormasi bioekologi harimau sumatera seperti: penyebaran, teritorial, homerange, perilaku dan aspek ekologi lainnya telah menyebakan upaya konservasi harimau sumatera belum optimal.
Masih berlangsungnya perburuan liar harimau sumatera dan satwa mangsanya serta masih terjadinya pembunuhan dan pemindahan satwa dalam penanganan konflik antara harimau dengan masyarakat menyebabkan populasi harimau terus menurun.
Adanya pengelompokan populasi-populasi harimau yang tersebar dalam ukuran kecil menyebabkan populasi menjadi kurang sehat dan rentan terhadap kepunahan lokal.

Masih rendahnya populasi harimau sumatera dibandingkan dengan daya dukung habitatnya menyebabkan status hukumnya masih dilindungi sehingga pemanfaatannya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan penunjang budidaya belum optimal, terlebih untuk kepentingan ekonomi praktis belum dapat dilaksanakan.


Permasalahan Habitat
Adanya fragmentasi habitat harimau sumatera yang berat telah menyebabkan populasi harimau terpecah menjadi populasi-populasi kecil yang tidak dapat saling berhubungan.
Luas dan kwalitas habitat yang terus menurun telah menyebabkan populasi harimau sumatera mengalami tekanan berat sehingga harimau sumatera keluar dari habitatnya dan menimbulkan konflik.
Menurunnya daya dukung habitat menyebabkan pertumbuhan populasi harimau sumatera menjadi lambat dan sangat terbatas.
Belum terpadunya upaya konservasi dan eksploitasi sumberdaya alam pada areal yang berfungsi sebagai habitat harimau di luar Kawasan Konservasi telah menyebabkan habitat dan populasi harimau di alam menurun secara cepat.
Permasalahan Management
Upaya perlindungan dan pengamanan harimau sumatera, satwa mangsa dan habitatnya masih belum dapat menjangkau seluruh wilayah penyebaran harimau sumatera sehingga masih terjadi perburuan liar dan pembunuhan harimau sumatera.
Masih lemahnya unsur-unsur managemen pengelola habitat dan populasi harimau sumatera telah menyebabkan upaya konservasi harimau sumatera belum efektip.
Belum mantapnya kolaborasi dan kemitraan dalam konservasi harimau sumatera telah menyebabkan tujuan konservasi harimau belum optimal.
Masih rendahnya peranserta, keterlibatan, kesadaran dan dukungan masyarakat dalam konservasi harimau telah menyebabkan pencapaian tujuan konservasi harimau berjalan lambat.


UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Strategi
Upaya pemecahan masalah dan mengatasi faktor-faktor yang akan menyebabkan kepunahan harimau sumatera di habitatnya tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi harus dilaksanakan secara menyeluruh dan simultan. Oleh karena itu Strategi Comprehensip Dalam Konservasi Harimau Sumatera perlu dilaksanakan melalui implementasi program dan kegiatan yang efektip.

Program dan Kegiatan

Untuk mencegah terjadinya kepunahan harimau sumatera diperlukan tindakan yang secara komprehensip dapat memecahkan permasalahan dan mengatasi faktor-faktor penyebab kepunahan harimau sumatera. Program dan kegiatan yang diperlukan diantaranya, adalah:

1.Perlindungan dan Perluasan habitat harimau, diantaranya melalui kegiatan :
a.Melindungi secara intensif habitat-habitat harimau sumatera yang sudah berstatus sebagai kawasan konservasi.
b.Memperluas kawasan konservasi yang berfungsi sebagai habitat harimau sumatera hingga mencapau luasan yang cukup aman untuk menampung harimau dalam kondisi populasi sehat dan independen.
c.Melakukan pengelolaan terpadu atas habitat harimau sumatera yang terdapat di Luar Kawasan Konservasi sehingga tujuan eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan ekonomi dan konservasi dapat berjalan dengan baik.
d.Melindungi habitat harimau sumatera pada areal yang akan dilakukan konversi maupun pada Kawasan yang akan dijadikan Perkebunan, HTI dan kepentingan lainnya melalui analisis HCVF yang berskala lanskap sehingga kawasan penting bagi harimau sumatera bisa terselamatkan tanpa mengurangi dan menghambat tujuan produksi hutan.

2.Perlindungan Harimau :
a.Pengembangan satuan perlindungan harimau yang terdiri atas POLHUT dan Masyarakat yang secara intensip melakukan patroli perlindungan harimau, satwa mangsa dan habitatnya.
b.Monitoring dan pengaturan populasi serta penyebaran Harimau Sumatera dan satwa mangsa dalam jangka panjang.
c.Mengembangkan Tiger Centre sebagai pusat pengaturan dan distribusi dan translokasi harimau sumatera sebagai alternative apabila koridor ekologi belum memungkinkan untuk diterapkan.

3.Penanganan Konflik antara harimau dengan Masyarakat
a.Pembuatan Protokol Penganan Konflik antara Harimau dengan Masyarakat yang lebih menjamin kelestarian harimau sumatera.
b.Pelepasliaran Harimau Penyebab Konflik ke habitat alaminya.
c.Translokasi harimau sumatera yang berada pada daerah-daerah rawan konflik dan harimau dalam kondisi ukuran populasi yang sangat tidak sehat dan terancam punah secara lokal.

4.Peningkatan Keasadaran dan Penegakan Hukum
a.Peningkatan kapasitas SDM dan Aparatur Pengaman dan Penegak Hukum dalam penangnan dan penyelesaian kasus tindak pidana bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
b.Pembentukan Team Penanggulangan Pemburuan dan Perdagangan Liar Satwa Harimau dan satwa Dilindungi lainnya mulai dari Tingkat Kabupaten, Tingkat Propinsi dan Tingkat Nasional.
c.Penyuluhan kepada masyarakat.
d.Kampanye.

5.Kolaborasi dan kemitraan dalam konservasi harimau.
a.Membangun kolaborasi dalam rangka konservasi harimau sumatera yang transparan, saling percaya, saling menghormati dan saling mendukung.
b.Mengengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan.

6.Peningkatan unsur-unsur managemen pengelola habitat dan populasi.
a.Peningkatkan kwalitas sumber daya manusia pengelola kawasan.
b.Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan.
c.Penyempurnaan teknik dan metoda konservasi harimau sumatera.
d.Pembangunan trust fund bagi konservasi harimau sumatera.

7.Peningkatan Kesadaran dan Peranserta Masyarakat dalam konservasi harimau sumatera.
a.Penyuluhan tentang konservasi harimau sumatera.
b.Kampanye penyadaran konservasi harimau sumatera.
c.Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

8.Melakukan review tata ruang.
a.Melakukan evaluasi atas rencana tataruang dan penggunaan lahan dalam jangka panjang.
b.Merehabilitasi kawasan yang berfungsi sangat penting bagi habitat harimau sumatera.

PENUTUP

Konservasi harimau sumatera adalah bagian dari perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya alam bagi kepentingan pembangunan dan ekonomi harus pula memperhatikan konservasi harimau sumatera.

Harimau sumatera adalah milik Masyarakat dan Bangsa Indonesia bahkan menjadi milik Dunia, oleh karena itu untuk melestarikannya diperlukan komitmen dari seluruh Pihak untuk turut serta dalam upaya konservasi harimau sumatera.