Senin, 05 Januari 2009

KONDISI POPULASI DAN HABITAT HARIMAU SUMATERA


Oleh: Waldemar Hasiholan

Populasi

Harimau bukan jenis satwa yang biasa tinggal berkelompok melainkan jenis satwa soliter, yaitu satwa yang sebagian besar waktunya hidup menyendiri, kecuali selama musim kawin atau memelihara anak. Home range untuk seekor harimau betina adalah sekitar 20 km2 sedangkan untuk harimau jantan sekitar 60 – 100 km2. Tetapi angka tersebut bukan merupakan ketentuan yang pasti, karena dalam menentukan teritorinya juga dipengaruhi oleh keadaan geografi tanah dan banyaknya mangsa di daerah tersebut. Biasanya daerah teritori harimau jantan 3 – 4 kali lebih luas dibandingkan harimau betina. Di Way Kambas dalam 100 km2 di dihuni oleh 3 - 5 ekor harimau.



Penyebaran Harimau Sumatera
Harimau Sumatera, seperti halnya dengan jenis-jenis harimau lainnya, adalah jenis satwa yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya di alam bebas. Kondisi mutlak yang mempengaruhi pemilihan habitat seekor harimau adalah:
1.Adanya habitat dengan kwalitas yang baik termasuk vegetasi cover sebagai tempat berteduh dan beristirahat agar bisa terlindung dari dari panas dan sebagai tempat untuk membesarkan anak serta berburu.
2.Terdapat sumber air, karena satwa ini hidupnya sangat tergantung pada air untuk minum, mandi, dan berenang
3.Tersedianya mangsa dalam jumlah yang cukup.

Tipe lokasi yang biasanya menjadi pilihan habitat Harimau Sumatera di Indonesia bervariasi, dengan ketinggian antara 0 – 3000 meter dari permukaan laut,seperti:
1.Hutan hujan tropik, hutan primer dan sekunder pada dataran rendah sampai dataran tinggi pegunungan, hutan savana, hutan terbuka, hutan pantai, dan hutan bekas tebangan
2.Pantai berlumpur, mangrove, pantai berawa payau, dan pantai air tawar
3.Padang rumput terutama padang alang-alang
4.Daerah datar sepanjang aliran sungai, khususnya pada sungai yang mengalir melalui tanah yang ditutupi oleh hutan hujan tropis
5.Juga sering terlihat di daerah perkebunan dan tanah pertanian
6.Selain itu juga banyak harimau ditemui di areal hutan gambut.

Harimau Sumatera merupakan satwa endemik yang penyebarannya hanya terdapat di Pulau Sumatera saja. Sebelumnya, populasi Harimau Sumatera sangat banyak tersebar, mulai dari Aceh, di daerah dataran rendah Indragiri, Lumbu Dalam, Sungai Litur, Batang Serangan, Jambi dan Sungai Siak, Silindung, bahkan juga di daratan Bengkalis dan Kepulauan Riau. Pada saat ini, jumlahnya jauh berkurang dengan penyebaran yang terbatas.

Menurut catatan yang ada pada tahun 1800 – 1900 jumlah Harimau Sumatera masih sangat banyak, mencapai puluhan ribu ekor. Pada tahun 1978, dari suatu survei diperkirakan jumlah Harimau Sumatera adalah sekitar 1000 ekor dan saat ini berkisar 400-600 ekor. Diperkirakan pengurangan jumlah Harimau Sumatera sebanyak 30 ekor per tahun, dengan penyebab utama adalah : Konversi Hutan, Degradasi Habitat, Fragmentasi Habitat, Konflik Harimau dengan Manusia, Perburuan Harimau dan Perburuan Satwa Mangsa.

Daya Dukung Habitat Harimau Sumatera

Daya Dukung habitat merupakan ukuran populasi yang sangat penting dalam menentukan kelestarian populasi dalam jangka panjang. Oleh karenan itu dalam pengelolaan satwa liar daya dukung habitat menjadi suatu persaratan untuk di ketahui secara awal. Dengan semakin bertambahnya informasi tentang bioekologi harimau sumatera dan pengalaman dalam implementasi konservasi Harimau Sumatera, secara ringkas dapat diperoleh informasi awal mengenai status dan daya dukung habitat harimau di Pulau Sumatera. Studi ini juga mempertimbangkan kondisi habitat yang berada di dalam dan di luar kawasan konservasi. Ada tiga persyaratan penting yang dibutuhkan oleh harimau sumatera untuk mempertahankan hidup di habitatnya, yaitu:

1.Kondisi habitat yang baik, termasuk di dalamnya luas dan cover yang berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan membesarkan anak.
2.Kondisi Satwa mangsa yang cukup, kaya akan jenis dan populasi yang cukup.
3.Ketersediaan air, untuk minum dan mandi.

Harimau sumatera dapat hidup dengan ketinggian 0 – 3000 meter dari permukaan laut, namun lebih banyak di jumpai di Dataran Rendah. Di Taman Nasional Way Kambas yang merupakan perwakilan hutan Hujan Dataran Rendah dalam 10.000 ha dapat dijumpai hingga 3-4 individu harimau sumatera. Sedangkan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang berupa perbukitan dalam 10.000 ha lebih sedikit di jumpai harimau sumatera. Asumsi yang digunakan untuk menentukan habitat harimau sumatera dalam studi ini, adalah sebagai berikut:

1.Hanya hutan alami yang menjadi habitat harimau (semak belukar, perkebunan sawit dan hutan tanaman diabaikan).
2.Ketinggian tertentu menjadi faktor yang membatasi habitat harimau.
3.Daya Dukung Habitat lebih penting dibandingkan dengan ukuran populasi dalam memperkirakan terjadinya pemunahan. Sebagai contoh populasi yang kecil di suatu area dengan daya dukung habitat yang besar dapat dengan cepat memperluas sampai batas daya dukungnya. Sedangkan pada areal yang daya-dukungnya kecil populasi tidak mampu untuk memperluas populasinya.
4.Pengaruh positif dan negatif akibat adanya aktifitas dan kegiatan di sekitar habitat harimau diabaikan.
5.Hutan Rawa Gambut dipertimbangkan mempunyai daya-dukung yang sama dengan Hutan Dataran Rendah.

Dasar dalam menetapkan habitat harimau sumatera Tutupan Hutan Pulau Sumatera Tahun 1997 yang di Produksi oleh Departemen Kehutanan dan telah digunakan oleh Bank Dunia. Walaupun Peta yang digunakan ini secara parsial kurang sempurna karena adaya lapisan awan tapi tidak berpengruh terlalu besar terhadap perhitungan daya dukung habitat harimau sumatera dalam studi ini. Hilangnya tutupan hutan yang luas di beberapa tempat di Pulau Sumatera akibat konversi hutan bagi kepentingan Perkebunan Sawit, Pembangunan Hutan Tanaman Industri untuk Pulp dan Pembukaan Hutan untuk kepentingan lain telah menyebabkan fragmentasi habitat yang begitu menyebar dalam bentuk blok blok hutan.

Berdasarkan pada sifat pengklasifikasian populasi harimau sumatera, maka di Pulau Sumatera terdapat Tujuh Blok Hutan dengan daya dukung habitat lebih besar dari 100 individu harimau disebut sebagai Populasi Sehat dan Independent, Empat Blok Hutan dengan daya dukung habitat 50 - 100 individu harimau disebut sebagai Populasi Sehat Dengan Pengelolaan, Delapan Blok Hutan dengan daya dukung habitat 25 dan 50 individu disebut sebagai Populasi Yang Berpotensi Sehat Dengan Pengelolaan Intensip. Secara umum Daya Dukung Habitat Harimau Potensial di Pulau Sumatera diperkirakan mencapai 2,905 individu harimau sumatera.

Populasi Harimau Sumatera yang saat ini diperkirakan hanya 400-600 individu masih berada jauh di bawah Daya Dukung Habitatnya. Selain itu sebagian dari populasi harimau tersebut berada pada habitat yang daya dukung habitatnya kecil sehingga akan mempercepat kepunahan lokal.

Tidak ada komentar: